MAKASSAR – Mangara Jazz Ptoject tak cuma tampil di atas panggung. Tidak juga hanya mencetak nada dan improvisasinya di atas cakram kompak.
Mangara Jazz Project (MJP) ikut melestarikan lagu Bugis Makassar, menggunakan berbagai medium dan momen spesial. Menyambut Hari Lahir Kota Makassar ke 418, 9 November 2025, MJP akan mempersembahkan satu album terbaiknya: The Sounds of Makassar. MJP sendiri dalah grup jazz fusion berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan. Didirikan sejak 2007.
The Sounds of Makassar, diproduksi Oktober 2025 oleh Devian Records Jakarta. Ia berisi 13 lagu Makassar karya maestro musik dan lagu daerah Makassar era 1940 – 1960-an. Mayoritas lagu dimainkan secara instrumentalia. Atiraja, Anakkukang, Anging Mammiri dan yang lainnya.
Khusus Anging Mammiri (Bora Dg Ngirate, 1940), selain instrumentalia juga ada versi vocal. Jessica, jazz vocalist asal Jakarta yang menyanyikannya dengan musisi pengiring Andy Gomes pada keyboard, Devian Zikri-saksopon, Franky Sadikin-bass, dan Cendy Luntungan-drum. Mereka adalah insan jazz tanah air penuh dedikasi.
“Ikut beri selamat aja. Sekaligus kado ultah Makassar ke-418. The Sounds of Makassar membawa misi turut melestarikan lagu-lagu Makassar klasik dengan sentuhan jazz,” Andi Mangara, pendiri Mangara Jazz Project, di Makassar, 24 Oktober.
Lestari Lewat Jazz, menjadi slogan yang diusung MJP demi turut serta memberi konstribusi dalam upaya merawat dan menjaga seni-budaya lokal Sulawesi Selatan (local wisdom).
“Yang kecil-kecil saja. Semoga bisa berarti. Mangara Jazz Project cuma punya itu,” Andi menutup percakapan di sebuah sore yang agak mendung.
Semoga tidak semendung lagu-lagu daerah Bugis Makassar.[]






