MAKASSAR – Perebutan kursi Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026-2030 mulai memanas. Enam bakal calon (Bacarek), terdiri dari satu petahana dan lima penantang, telah menyerahkan kertas kerja dan memulai sosialisasi gagasan di lima zona rumpun ilmu, dimulai hari ini, Senin (6/10/2025).
Di antara para Bacarek, nama petahana Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa (Prof JJ) mencuri perhatian dengan narasi keberhasilan signifikan yang sudah ditorehkan di “Kampus Merah” Unhas. Sementara, calon lainnya masih fokus pada rencana program dan janji transformasi ke depan.
Prof JJ: Dari Top 3 Nasional hingga Cetak Profesor Terbanyak
Prof JJ, yang menjabat rektor sejak 2020, memaparkan sederet prestasi yang menempatkan Unhas di jajaran atas perguruan tinggi nasional. Dalam paparannya, ia menyoroti:
– Peringkat Terbaik Ketiga Nasional: Unhas diklaim menjadi kampus terbaik ketiga di tingkat nasional.
– Juara Pendanaan PKM: Unhas meraih peringkat pertama dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan 73 proposal yang berhasil didanai.
– Cetak Profesor Terbanyak: Unhas mencatatkan rekor mencetak jumlah guru besar (Profesor) terbanyak di Indonesia.
– Realisasi Program Nasional: Prof JJ juga mengklaim telah merealisasikan salah satu poin dari Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden terpilih, khususnya poin keempat tentang penguatan SDM, Sains, Teknologi, dan pendidikan.
Tak hanya itu, 10 capaian utama selama kepemimpinan Prof JJ (2020-2025) juga dipaparkan, termasuk Pengakuan Global dan Internasional, Transformasi Digital dalam Akademik dan Administrasi, hingga Dukungan dan Pencapaian SDGs.
Secara kuantitatif, Unhas di bawah Prof JJ juga menorehkan:
– Prestasi Mahasiswa: Mengoleksi 230 medali di tingkat nasional dan internasional dari Januari hingga Juni 2025.
– Akreditasi Unggul: Sebanyak 63% atau 150 dari 235 Program Studi Unhas telah memperoleh Akreditasi Unggul/A.
– Akreditasi Internasional: 83 dari 235 Program Studi (35%) telah meraih akreditasi internasional.
Visi Prof JJ untuk 2025-2029 adalah “Unhas Mandiri dan Modern berbasis Benua Maritim Indonesia,” sejalan dengan visi jangka panjang Unhas 2030 sebagai “Pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis benua maritim Indonesia (BMI).”
Penantang: Fokus pada ‘Kampus Berdampak’ dan Transformasi Tata Kelola
Lalu, bagaimana dengan lima calon rektor lainnya? Para penantang nampak lebih memfokuskan kertas kerja mereka pada janji-janji transformasi dan program baru.
Salah satunya, Prof Bundu, dalam kertas kerjanya lebih mengedepankan program “Kampus Berdampak”. Program ini bertujuan untuk pembentukan karakter mahasiswa dan intelektual yang “membumi,” serta transformasi tata kelola perguruan tinggi melalui kolaborasi sumber daya.
Prof Budu juga menekankan pentingnya Rencana Pengembangan (RP) Unhas 2030 yang sudah ada sebagai peta jalan (roadmap) monumental yang harus ditempuh oleh siapapun pemimpin Unhas berikutnya. Ia menegaskan, fokusnya adalah memotret Visi dan Misi Unhas yang tertuang dalam dokumen tersebut, yaitu menjadikan Unhas sebagai “Pusat unggulan dalam pengembangan insani, Ilmu pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya berbasis Benua Maritim Indonesia.”
Sosialisasi dan penjaringan aspirasi para bakal calon ini akan berlangsung hingga Senin, 13 Oktober 2025, di lima zona rumpun ilmu. Masyarakat akademik Unhas kini menantikan, apakah petahana akan kembali dipercaya melanjutkan estafet capaian, atau penantang akan berhasil meyakinkan untuk membawa perubahan.






