MAKASSAR – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan badan amal Arab Saudi, King Salman Humanitarian Aid and Relief (KSR), menggelar program alih ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) bedah jantung di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Hingga Selasa (2/9), tim medis gabungan berhasil mengoperasi 34 pasien, termasuk 13 anak-anak.
Kegiatan yang berlangsung selama sembilan hari, mulai 27 Agustus hingga 4 September 2025, ini melibatkan 32 tim dokter dari Arab Saudi. Mereka terdiri dari dokter spesialis jantung, bedah toraks, anestesi, anak, dan perawat bedah. Selain melakukan operasi, tim KSR juga memberikan bantuan berupa alat dan bahan medis habis pakai.
Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Prof. dr. Syafri Kamsul Arif, menyatakan program ini berdampak besar pada pengembangan ilmu kedokteran di Indonesia.
“Program ini membawa manfaat besar, baik untuk keselamatan pasien maupun peningkatan kapasitas tenaga medis,” ujar Prof. Syafri dalam konferensi pers, Selasa (2/9).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi kolaborasi tersebut. Menurutnya, kerja sama internasional penting untuk mempercepat pemerataan layanan kesehatan dan menekan angka kematian akibat penyakit jantung.
“Saya sangat berharap melalui program-program ini, kita bisa secara signifikan mengurangi jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular,” kata Menkes Budi.
Koordinator tim medis KSR, Dr. Emad Abdullah Gh Bukhari, mengungkapkan salah satu tindakan yang dilakukan adalah Transcatheter Aortic Valve Implantation (TAVI) atau pemasangan katup aorta tanpa operasi bedah terbuka. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Indonesia.
“Ini bukan hanya hubungan antarkementerian. Ini adalah hubungan antara bangsa dengan bangsa, negara dengan negara, bahkan rakyat dengan rakyat,” tegasnya.