Ian Douglas, Peneliti Premanisme dari Australia Gelar Kuliah Tamu di Dep. Ilmu Politik Unhas

- Editorial Team

Rabu, 28 Mei 2025 - 18:40 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ian Douglas Wilson, peneliti dari Universitas Murdoch Australia, penulis buku Politik Jatah Preman

Ian Douglas Wilson, peneliti dari Universitas Murdoch Australia, penulis buku Politik Jatah Preman

MAKASSAR – Departemen Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan kuliah tamu dengan menghadirkan Ian Douglas Wilson, seorang peneliti utama di Indo-Pasifik dan penulis buku “Politik Jatah Preman”, dengan tema: Ormas, Preman, dan Negara yang Tak Hadir Utuh, di Aula Prof Syukur Abdullah, Gedung FISIP, Unhas, Rabu, 28 Mei 2025.

Kuliah tamu ini merupakan hasil kerja sama antara Departemen Ilmu Politik FISIP Unhas dan penerbit Marjin Kiri. Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari perayaan 20 tahun Marjin Kiri yang konsisten menerbitkan buku-buku bacaan kritis di berbagai bidang, termasuk sosial, ekonomi, politik, sastra, dan sejarah.

Bedah Buku “Politik Jatah Preman”: Relasi Ormas, Premanisme, dan Kekuasaan Politik. Dalam kesempatan ini, Wilson membedah secara mendalam isi bukunya yang membahas hubungan kompleks antara organisasi massa (ormas), premanisme, dan kekuasaan politik di Indonesia, terutama setelah era reformasi. Ia menjelaskan bahwa preman dan ormas bukan sekadar pelaku kriminal, melainkan bagian integral dari sistem politik informal.

Mereka membangun relasi yang saling menguntungkan dengan para politisi, aparat keamanan, dan pengusaha.

“Dalam konteks ini, saya tidak memandang bahwa preman itu adalah sesuatu yang berdiri di luar negara, tetapi preman adalah bagian dari negara itu sendiri,” ujar Wilson.

Dosen Murdoch University ini lebih lanjut menjelaskan bahwa negara, dalam konteks ini, tidak dipandang sebagai sebuah institusi semata, melainkan sebagai sebuah relasi kuasa.

Menurut Wilson, kekerasan yang dilakukan oleh ormas-ormas preman adalah bagian dari praktik politik yang “normal” di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa demokrasi di Indonesia masih berjalan melalui logika informal dan patronase, bukan hanya berdasarkan institusi formal.

Wilson menambahkan, meski dirasakan cukup meresahkan, Ormas di Indonesia masih dapat dikendalikan aparat. Berbeda dengan organisasi kriminal di negara lain, seperti Yakuza di Jepang, Mafia di Italia, kartel Narkoba di Meksiko yang bersenjata melawan negaranya.

Wilson juga menyoroti bahwa demokratisasi tidak serta-merta menghilangkan kekerasan politik. Sebaliknya, dalam konteks desentralisasi dan politik elektoral, kekuatan preman sering kali dimanfaatkan untuk mobilisasi massa, intimidasi lawan politik, dan pengamanan proyek bisnis.
Kuliah tamu ini diselenggarakan secara hybrid, menggabungkan kehadiran fisik dan daring, serta dihadiri oleh mahasiswa dan dosen dari berbagai latar belakang keilmuan.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Gerakan Aktivis Sulsel Tuntut Polda Seriusi Dugaan Korupsi Taufan Pawe
Penelitian UHO Ungkap Tiga Jerat Utama Warga Konawe Sulit Kantongi Sertifikat Tanah
NCW Laporkan Eks Kajari Enrekang ke Jamwas Kejagung: Diduga Peras Komisioner Baznas Hingga Rp 2 Miliar!
Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing, Legislator Minta Kalapas Enemawira Copot 
Farhat Abbas Sebut Kliennya Pemilik Lahan di Tanjung Bunga, Somasi Kalla Group dan PT. GMTD
Eazy Passport Hadir di Mall Pipo, Permudah Warga Makassar Urus Paspor
Penyidik Kejati Sulsel Geledah 3 Kantor Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas Rp60 Miliar
PT GMTD: Pihak Kalla Gagal Jawab Legalitas Kepemilikan Tanah yang Sah, Upaya Pengalihan Isu Harus Dihentikan

Berita Terkait

Jumat, 5 Desember 2025 - 09:39 WIT

Gerakan Aktivis Sulsel Tuntut Polda Seriusi Dugaan Korupsi Taufan Pawe

Minggu, 30 November 2025 - 13:05 WIT

Ratusan Siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar Ikuti Kelas Inspiratif

Jumat, 28 November 2025 - 13:52 WIT

NCW Laporkan Eks Kajari Enrekang ke Jamwas Kejagung: Diduga Peras Komisioner Baznas Hingga Rp 2 Miliar!

Kamis, 27 November 2025 - 00:47 WIT

Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing, Legislator Minta Kalapas Enemawira Copot 

Jumat, 21 November 2025 - 06:52 WIT

UGEM Gelar Monev PKM Berdampak, Soroti Pemberdayaan Posyandu dan UMKM Ikan Garam

Jumat, 21 November 2025 - 06:48 WIT

Farhat Abbas Sebut Kliennya Pemilik Lahan di Tanjung Bunga, Somasi Kalla Group dan PT. GMTD

Kamis, 20 November 2025 - 14:51 WIT

Eazy Passport Hadir di Mall Pipo, Permudah Warga Makassar Urus Paspor

Kamis, 20 November 2025 - 11:02 WIT

Penyidik Kejati Sulsel Geledah 3 Kantor Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas Rp60 Miliar

Berita Terbaru

Sosbud

Sanggar Tari RBM Toraja Tampil Memukau di HDI 2025

Kamis, 4 Des 2025 - 11:25 WIT